Di serambi sebuah masjid.
Setelah jamaah usai melaksanakan sholat maghrib, satu demi satu jamaah kembali
pulang ke rumah. Di antara banyaknya jamaah ada seorang bapak berkemeja putih,
berpeci hitam, sebuah tas pinggang yang melilit di bahunya. Bapak ini berbeda
dari yang lainnya bliau harus berjalan dengan panduan sebuah tongkat, bapak ini
mengalami gangguan pengelihatan alias buta.
MasyaAllah... betapa malu diri
ini ketika melihat semangat bapak ini untuk beribadah kepada Tuhannya. Betapa
malu diri ini karena kurangnya rasa syukur. Lihatlah bliau. Tak terasa dada ini
kian sesak dan mata yang sedari tadi biasa saja perlahan mulai terasa ada
sesuatu yang ingin keluar, nafas yang tadinya normal tiba-tiba menjadi
tersenggal-senggal.
Bapak ini berjalan keluar
masjid. Hingga sampai pada ujung serambi bliau harus berhenti dan mulai meraba
dengan tongkatnya karena bertangga. Aku ingin sekali membantunya, tapi aku
sadar bahwa sebenarnya bapak ini tak butuh belas kasihan sehingga aku hanya
berdiri siaga dibelakangnya seraya memberikan instruksi agar berhati-hati
hingga akhirnya bliau mampu melewati beberapa anak tangga dan sampai di dasar.
Sesampainya di dasar ada
sesuatu hal mungkin agak terasa sulit bagi bapak ini, yaitu mencari sandal
miliknya diantara puluhan pasang sandal jamaah lainnya. satu persatu sandal
dicobanya untuk memastikan bahwa itu sandal miliknya. Tak begitu lama ada
seorang pemuda yang menawarkan diri untuk membantu bapak ini, maka dengan
seketika pemuda ini bertanya
"Sandalnya warna apa, pak
?"
Yahh... gimana sih lu
No comments:
Post a Comment