Thursday, February 12, 2015

Tolong Jangan Berdiri di Situ




Di sebuah perempatan jalanan kota, dimana lampu lalu-lintas sedang menyala merah. di tengah deretan kendaraan yang berjejer menunggu isyarat untuk melanjutkan perjalanan aku mengendarai motorku. hari ini sudah sore,  langit agak mendung tapi tetap ku mantapkan hati untuk dapat berangkat menyurusi jalan kota dan menghadiri sebuah majelis ilmu.

Perempatan ini tidak jauh dari sebuah universitas ternama di Indonesia. Terdapat pos polisi lalu-lintas di pojok sebelah selatan. sebuah selokan membelah dua lajur jalanan dari timur ke barat. deretaan toko-toko berjejer di sepanjang jalan ini. Benar-benar kota yang indah dan artistik.

Lampu hijau menyala. ini saat aku untuk menjutkan perjalanan. Namun sesosok makhluk indah membuyarkan konsentrasiku. Indah sekali, sangat indah. tahu kenapa demikian ? karena aku tak benar-benar melihatnya. Aku berusaha untuk menundukkan pandanganku terhadap lawan jenis. Jadi tips untuk menjadikan lawan jenis menjadi lebih indah adalah dengan menundukkan pandangan kita. menundukkan dalam artian menjaga.

aduhh.. sampai mana tadi ceritanya ?

Oh ya.. makhluk itu seorang manusia bejenis kelamin wanita, berhijab, mengenakan rok, bersepatu, dan tentunya berkaos kaki. katanya gak lihat kok bisa tahu ya ? ya itulah sedikit mengira. dia berdiri di pinggir perempatan. di depan toko makanan khas kota ini. Sepertinya dia sedang menunggu seseorang. ingin rasanya kuhampiri dia dan berkata

"mbak lagi nunggu seseorang ya ?". Tanyaku

"Iya mas..". Jawabnya lembut dan menenangkan

"Kalo gitu ayo naik ! Karena yang mbak tunggu adalah saya". Jawabku tegas, bak pangeran berkuda yang tak sengaja lewat.



Ciiieee... Penulisnya Mengkhayal


No comments:

Post a Comment