Waktu sudah menunjukkan pukul
06.00 WIB tapi cokelatnya belum dikemas. Siang nanti adalah waktu yang tepat
buat ambil data. Ada beberapa teman yang hari ini seminar proposal penelitian,
itu artinya banyak massa sedang berkumpul.
Setelah sekian lama debat tentang
kuisioner, sekarang saatnya uji publik. Memanfaat kerumunan teman-teman sebagai
responden penelitian itulah misi ku hari ini. Tapi tunggu dulu… ada beberapa
poin yang harus diperbaiki.
Nyalakan laptop, edit, copy
paste, dan selesai sudah saatnya diperbanyak…
Hari ini matahari telah mencapai
puncak tertingginya, sinarnya begitu terik membakar kulit. Motor hitamku sudah
di depan teras menunggu perintah sang
juragan untuk mengantarkannya kemanapun Ia mau. Cokelat yang dipersiapkan tadi
pagi telah terbungkus rapi dalam kotak sterofoam.
Ok, saat nya berangkat. Tapi
mampir dulu ke tempat fotocopy
Ngeeeng….. (ceritanya suara motor) dan akhirnya
sampai juga ditempat fotocopy sebelah kantor kecamatan. Sepertinya antriannya
gak banyak cuma dua orang ibu-ibu berpakaian dinas (pikirku). Tapi ternyata..
“Mbak yang ini fotocopy dua kali,
yang ini satu kali bolak-balik, ini enam kali, lembar ini sampai ini dua kali,
yang ini empat, ini satu aja tapi dipotong”. Kata salah seorang pelanggan.
Hooii… banyak banget, tukang
fotocopy-nya sampai bingung. Sabar aja ntar juga giliran dilayani. Belum
selesai dengan order pelanggan satu, pelanggan yang kedua yang menimpali,
“mbak, yang ini copy 160 kali”.
Lha… kenapa makin banyak. Karena
gak sabar aku siap-siap angkat pantat cari tempat fotocopy lain. Tapi sebelum
sempat berdiri tiba-tiba pelayan fotocopy langsung menegur
“Mas, ada yang bisa saya bantu ?”.
(kenapa gak dari tadi sih mbak)
Karena sudah ditegur duluan ya
gak jadi pergi. Orderanku fotocopy kuisioner sebanyak 200 lembar langsung
dikerjaan. Sekarang gantian ibu-ibunya yang nunggu hahaha…
Kuisioner sudah digandakan, saatnya
disebar. Kupacu Si Hitam motorku melewati jalanan ring road, menerobos angin
dan kemacetan jalanan. Melintas gagah diatas panasnya aspal, bersempit-sempit
ria disela kendaraan besar.
Akhirnya sampai juga di kampus.
Langsung capcus lantai 3 gedung baru dan ternyata sepi, kenapa ? karena
seminarnya di gedung lama. Alhasil aku tertipu jiiaahhh… gak usah banyak ngeluh
langsung aja turn back gedung lama.
Lewat pintu belakang biar gak ganggu yang lagi seminar.
Tapi yang terjadi adalah Jeng..
jeng.. jeng….
Ketika aku membuka pintu belakang.
Kulihat ada banyak orang di dalam. Namun suasana tiba-tiba menjadi sepi, sunyi,
waktu seaakan berhenti, detik tak berdetak, bagai masuk dalam ruang dimensi
lain. Ya ternyata semua mata tertuju pada seorang pedagang cokleat yang masuk diam-diam
dengan membawa kotak besar, berwarna coklat, berisi cokelat. Pokoknya serba
chocolate, rasanya seperti seorang penyusup yang tertangkap tangan.
Iya, itu aku. Kutatap mata mereka
satu per satu. Dalam tatapan itu aku membaca sesuatu tersirat dalam otak mereka
(kayak mentalis bisa baca pikiran).
Ya.. dalam hati, mereka berkata, “YESS… ADA COKELAT GRATIS !”… Puas ?!
Ok, Kuisioner dan sampel disebar
ke teman-teman (mereka mendapatkan apa
yang mereka inginkan, gratisan). Penyebaran dilakukan secara sembunyi-sembunyi,
takut gangggu yang lagi presentasi di depan, apalagi pengujinya adalah dosen pembimbingku
yang selama ini ribet diskusi tentang kuisioner… ampun dah.
Dan akhirnya aku berhasil dapat
data awal… hahaha.
Ceritanya absurd ya ? maaf ya… maklum lagi belajar nulis. Apalagi nulisnya
pas lagi ngantuk. Ya, jadinya gini.
Penggalan-penggalan cerita di
Merubah Status ini nantinya aku susun ulang jadi satu kesatuan cerita yang
utuh. Mungkin bentuknya semi novel atau ada saran lain ?. Nah.. apa yang aku
tulis sekarang ini hanya sebatas kisi-kisinya aja. Mohon doanya biar cepat
kelar.
Jangan lupa subscribe kalo pengen
dapat postingan terbaru.. Gratiss, tinggal masukkan emailmu di kolom kanan atas
atau bawah postingan.
Ok, see u on next story…
To be
continue,,,
bersambung
No comments:
Post a Comment