Saturday, July 11, 2015

Bangsaku Kok Gini



Suatu ketika sahabat lama mengunjungiku. Kapan itu ? ya suatu ketika.  Lama sudah kami tak berjumpa rindu nian kiranya kami bertemu. Kami berbincang kesana-kemari saling bertukar kabar dan bercerita keseharian masing-masing. Teman-teman lama yang mulai menghilang menjadi pertanyaan pertama membuka diskusi. Cerita lama kembali berkembang, ingatan masa lalu berdatangan, sesekali tawa kecil mengingat sosok-sosok aneh yang tak tau rimbanya. 

Obrolan kian menarik dengan bahasan profesi masing-masing. Entah siapa memulai, obrolan ini sampai pada bahasan tentang persoalan bangsa dan tatanan Negara. Tak pelak orang nomor satu hingga orang nomor sekian juta negeri ini menjadi sorotan kami, Macam orang-orang yang suka nongkrong di warung kopi dalam serial novel karya Andrea Hirata dimana gossip tentang pemerintahan adalah hiburan utamanya. 

Kritik sana-sini, komentar kesana-kemari, solusi tiada henti menjadi bumbu-bumbu obrolan kami. Termasuk mengenai sekelompok mafia tak terlihat yang sedang berusaha menghancurkan Negara ini. Siapakah mereka ? kami pun tak tahu. Orang-orang yang tak pernah sekali pun dikenal apalagi muncul di media tapi justru merekalah yang mengendalikan Indonesia. Rumit memang, ketika konspirasi telah bekerja maka semua tampak biasa walaupun sebenarnya menuju binasa.

Entah mengapa aku teringat akan sebuah cerita tentang seorang pemuda yang berdoa kepada Tuhannya agar negerinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Pemuda ini berdoa, “Yaa Tuhanku berilah aku kekuatan untuk memperbaiki bangsaku”. Dan Tuhan tidak mengabulkan doanya.

Maka  pemuda ini berdoa lagi, “ Yaa Tuhanku, Engkau tidak mengabulkan doaku yang lalu maka hari ini aku mohon beri aku kekuatan untuk merubah masyarakatku”. Doanya sia-sia.

Masih dengan harapan besar pemuda ini kembali berdoa “Yaa Tuhanku, jika memang Engkau tidak memeberikan aku kekuatan untuk merubah masyarakat maka berilah aku kekuatan untuk merubah keluargaku”. Seperti yang telah lalu, tidak terjadi tanda-tanda dikabulkan doanya.

Dengan sisa harapan yang ada pemuda ini berdoa “Yaa Tuhanku, jika memang Engkau tidak mengabulkan doa ku untuk merubah Negara, masyarakat, bahkan keluargaku maka izinkan aku untuk merubah diriku sendiri”.

Tahukan apa yang terjadi setelah pemuda ini berhasil memperbaiki dirinya sendiri. Secara tidak langsung ia telah membawa dampak positif bagi orang-orang terdekatnya sehingga keluarganya pun ikut berubah. Tak sampai disitu lingkungan dan masyarakatnya pun kini menjadi lebih baik. Bahkan secara tidak sadar ia mampu merubah bangsa dan negaranya serta menciptakan peradaban baru. Ya, ia telah mampu merubah duniannya.


Dari cerita itu obrolan kami tertuju pada suatu kesimpulan besar. Kesimpulan tentang Sabar. Apa itu sabar ? Sabar bukanlah pasrah yang hanya berdiam diri menunggu keajaiban. Sabar adalah tentang bertahan dalam menghadapi rintangan dalam rangka menuju tujuan.


No comments:

Post a Comment