Suatu ketika sahabat lama
mengunjungiku. Kapan itu ? ya suatu ketika. Lama sudah kami tak berjumpa
rindu nian kiranya kami bertemu. Kami berbincang kesana-kemari saling bertukar
kabar dan bercerita keseharian masing-masing. Teman-teman lama yang mulai menghilang
menjadi pertanyaan pertama membuka diskusi. Cerita lama kembali berkembang,
ingatan masa lalu berdatangan, sesekali tawa kecil mengingat sosok-sosok aneh
yang tak tau rimbanya.
Obrolan kian menarik dengan
bahasan profesi masing-masing. Entah siapa memulai, obrolan ini sampai pada
bahasan tentang persoalan bangsa dan tatanan Negara. Tak pelak orang nomor satu
hingga orang nomor sekian juta negeri ini menjadi sorotan kami, Macam
orang-orang yang suka nongkrong di warung kopi dalam serial novel karya Andrea
Hirata dimana gossip tentang pemerintahan adalah hiburan utamanya.
Kritik sana-sini, komentar
kesana-kemari, solusi tiada henti menjadi bumbu-bumbu obrolan kami. Termasuk
mengenai sekelompok mafia tak terlihat yang sedang berusaha menghancurkan
Negara ini. Siapakah mereka ? kami pun tak tahu. Orang-orang yang tak pernah
sekali pun dikenal apalagi muncul di media tapi justru merekalah yang
mengendalikan Indonesia. Rumit memang, ketika konspirasi telah bekerja maka
semua tampak biasa walaupun sebenarnya menuju binasa.
Entah mengapa aku teringat akan
sebuah cerita tentang seorang pemuda yang berdoa kepada Tuhannya agar negerinya
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pemuda ini berdoa, “Yaa Tuhanku
berilah aku kekuatan untuk memperbaiki bangsaku”. Dan Tuhan tidak mengabulkan
doanya.
Maka pemuda ini berdoa
lagi, “ Yaa Tuhanku, Engkau tidak mengabulkan doaku yang lalu maka hari ini aku
mohon beri aku kekuatan untuk merubah masyarakatku”. Doanya sia-sia.
Masih dengan harapan besar
pemuda ini kembali berdoa “Yaa Tuhanku, jika memang Engkau tidak memeberikan
aku kekuatan untuk merubah masyarakat maka berilah aku kekuatan untuk merubah
keluargaku”. Seperti yang telah lalu, tidak terjadi tanda-tanda dikabulkan
doanya.
Dengan sisa harapan yang ada
pemuda ini berdoa “Yaa Tuhanku, jika memang Engkau tidak mengabulkan doa ku
untuk merubah Negara, masyarakat, bahkan keluargaku maka izinkan aku untuk
merubah diriku sendiri”.
Tahukan apa yang terjadi
setelah pemuda ini berhasil memperbaiki dirinya sendiri. Secara tidak langsung
ia telah membawa dampak positif bagi orang-orang terdekatnya sehingga
keluarganya pun ikut berubah. Tak sampai disitu lingkungan dan masyarakatnya
pun kini menjadi lebih baik. Bahkan secara tidak sadar ia mampu merubah bangsa
dan negaranya serta menciptakan peradaban baru. Ya, ia telah mampu merubah
duniannya.
Dari cerita itu obrolan kami
tertuju pada suatu kesimpulan besar. Kesimpulan tentang Sabar. Apa itu sabar ?
Sabar bukanlah pasrah yang hanya berdiam diri menunggu keajaiban. Sabar adalah
tentang bertahan dalam menghadapi rintangan dalam rangka menuju tujuan.
No comments:
Post a Comment