Wednesday, July 1, 2015

Merubah Status - Part 1



Aku termangu, dengan selembar kertas yang sedikit kusut karena terlalu lama disimpan. Ini adalah hari kesekian untuknya yang tak kunjung bertemu dengan dosen pembimbingnya. Setelah sekian lama ia terlena dengan kenyamanan, larut dalam aktifitas kegemaran, sehingga lupa akan sebuah tanggungjawab yang harus kuselesaikan. 

Sebuah tanggungjawabku sebagai seorang akademisi, tanggungjawab akan janjin kepada bangsaku, tanggungjawab atas cita-citaku yang hanya tinggal selangkah lagi akan tercapai. Berawal dari sebuah film anak-anak, Aku ini terinspirasi oleh sebuah sosok peran dalam film itu. Dalam film itu sang tokoh tinggal area pinggiran kota, rumahnya dikelilingi oleh perkebunan yang luas, masyarakat sekitar yang segan pada dirinya. Tokoh itu berperan sebagai seorang insinyur pertanian. Sebuah profesi yang tak pernah terpikirkan dalam benakku . Namun, tekadku bulat untuk menjadi seperti tokoh film tersebut. Setiap kali ada kesempatan untuk mengungkapkan cita-cita entah itu di depan kelas, karangan bebas, atau sekedar biodata, menjadi seorang insinyur pertanian tak pernah lepas dari pikiranku.


Seiring berjalannya waktu idealisme akan dunia pertanian semakin menggelora dalam dadaku. Emosiku seketika naik tatkala ia mendengar, membaca, atau melihat pihak yang berusaha melawan dunia pertanian. Semangat itu tumbuh hingga sampai pada pendaftaran kuliah. Teknologi Industri Pertanian adalah pilihanku. Waktu berjalan dengan cepatnya perlahan tapi menghanyutkan idealisme akan dunia pertanian kini tergerus oleh lingkungannya semenjak diperkenalkan oleh makhluk bernama rupiah. Hari ini adalah tahun keempat aku ini menjalani pedidikan disebuah universitas ternama. Tapi entah apa yang terjadi, setelah sekian lama idealisme itu tertidur kini tanpa sengaja kembali bangkit ketika menghadapi satu fase dalam pendidikan “Skripsi”.

Next Part 2....


No comments:

Post a Comment