Saturday, February 20, 2016

Merubah Status - Part 3

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB tapi cokelatnya belum dikemas. Siang nanti adalah waktu yang tepat buat ambil data. Ada beberapa teman yang hari ini seminar proposal penelitian, itu artinya banyak massa sedang berkumpul.

Setelah sekian lama debat tentang kuisioner, sekarang saatnya uji publik. Memanfaat kerumunan teman-teman sebagai responden penelitian itulah misi ku hari ini. Tapi tunggu dulu… ada beberapa poin yang harus diperbaiki.

Nyalakan laptop, edit, copy paste, dan selesai sudah saatnya diperbanyak…

Hari ini matahari telah mencapai puncak tertingginya, sinarnya begitu terik membakar kulit. Motor hitamku sudah di depan teras  menunggu perintah sang juragan untuk mengantarkannya kemanapun Ia mau. Cokelat yang dipersiapkan tadi pagi telah terbungkus rapi dalam kotak sterofoam.

Ok, saat nya berangkat. Tapi mampir dulu ke tempat fotocopy

Ngeeeng….. (ceritanya suara motor) dan akhirnya sampai juga ditempat fotocopy sebelah kantor kecamatan. Sepertinya antriannya gak banyak cuma dua orang ibu-ibu berpakaian dinas (pikirku). Tapi ternyata..

“Mbak yang ini fotocopy dua kali, yang ini satu kali bolak-balik, ini enam kali, lembar ini sampai ini dua kali, yang ini empat, ini satu aja tapi dipotong”. Kata salah seorang pelanggan.

Hooii… banyak banget, tukang fotocopy-nya sampai bingung. Sabar aja ntar juga giliran dilayani. Belum selesai dengan order pelanggan satu, pelanggan yang kedua yang menimpali,

“mbak, yang ini copy 160 kali”.

Lha… kenapa makin banyak. Karena gak sabar aku siap-siap angkat pantat cari tempat fotocopy lain. Tapi sebelum sempat berdiri tiba-tiba pelayan fotocopy langsung menegur

“Mas, ada yang bisa saya bantu ?”.
(kenapa gak dari tadi sih mbak)

Karena sudah ditegur duluan ya gak jadi pergi. Orderanku fotocopy kuisioner sebanyak 200 lembar langsung dikerjaan. Sekarang gantian ibu-ibunya yang nunggu hahaha…

Kuisioner sudah digandakan, saatnya disebar. Kupacu Si Hitam motorku melewati jalanan ring road, menerobos angin dan kemacetan jalanan. Melintas gagah diatas panasnya aspal, bersempit-sempit ria disela kendaraan besar.

Akhirnya sampai juga di kampus. Langsung capcus lantai 3 gedung baru dan ternyata sepi, kenapa ? karena seminarnya di gedung lama. Alhasil aku tertipu jiiaahhh… gak usah banyak ngeluh langsung aja turn back gedung lama. Lewat pintu belakang biar gak ganggu yang lagi seminar.

Tapi yang terjadi adalah Jeng.. jeng.. jeng….

Ketika aku membuka pintu belakang. Kulihat ada banyak orang di dalam. Namun suasana tiba-tiba menjadi sepi, sunyi, waktu seaakan berhenti, detik tak berdetak, bagai masuk dalam ruang dimensi lain. Ya ternyata semua mata tertuju pada seorang pedagang cokleat yang masuk diam-diam dengan membawa kotak besar, berwarna coklat, berisi cokelat. Pokoknya serba chocolate, rasanya seperti seorang penyusup yang tertangkap tangan.

Iya, itu aku. Kutatap mata mereka satu per satu. Dalam tatapan itu aku membaca sesuatu tersirat dalam otak mereka (kayak mentalis bisa baca pikiran). Ya.. dalam hati, mereka berkata, “YESS… ADA COKELAT GRATIS !”…  Puas ?!

Ok, Kuisioner dan sampel disebar ke teman-teman (mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan, gratisan). Penyebaran dilakukan secara sembunyi-sembunyi, takut gangggu yang lagi presentasi di depan, apalagi pengujinya adalah dosen pembimbingku yang selama ini ribet diskusi tentang kuisioner… ampun dah.
Dan akhirnya aku berhasil dapat data awal… hahaha.





Ceritanya absurd ya ? maaf ya… maklum lagi belajar nulis. Apalagi nulisnya pas lagi ngantuk. Ya, jadinya gini.

Penggalan-penggalan cerita di Merubah Status ini nantinya aku susun ulang jadi satu kesatuan cerita yang utuh. Mungkin bentuknya semi novel atau ada saran lain ?. Nah.. apa yang aku tulis sekarang ini hanya sebatas kisi-kisinya aja. Mohon doanya biar cepat kelar.

Jangan lupa subscribe kalo pengen dapat postingan terbaru.. Gratiss, tinggal masukkan emailmu di kolom kanan atas atau bawah postingan.

Ok, see u on next story…
To be continue,,, bersambung





No comments:

Post a Comment